Untukmenjaga organ pendengaran maka kebersihannya juga harus dijaga. Berikut penjelasan fungsi kotoran telinga dan cara membersihkan kotoran telinga oleh pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), dokter Rosydiah Rahmawati, Sp.THT-KL (K), dikutip dari laman Unair, Jumat (29/10/2021). Baca juga: Peneliti Temukan Cara Baru
BiayaMembersihkan Telinga di Dokter THT, Mulai dari Rp50 Ribu. Penggunaan cotton bud untuk membersihkan telinga sebenarnya tidak disarankan. Sebaiknya pergi ke dokter spesialis telinga, hidung dan tenggorokan (THT) jika ingin membersihkan telinga secara profesional. Tenang, biaya membersihkan telinga tidak mahal kok!
KalauCotton bud bagi sebagian orang awam sudah familiar ya untuk membersihkan telinga. Padahal Cotton bud tidak direkomendasikan oleh dokter THT untuk membersihkan telinga. Jadi untuk perawatan
Videoyang saya lihat menjelaskan proses Irigrasi Telinga atau Pembersihan Telinga. Dari situ saya lihat dari awal hingga akhir dan akhirnya saya berani menyimpulkan untuk datang ke dokter spesialis THT. Karena dalam judul video sudah menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan oleh spesialis THT, dari artikel yang saya baca juga mengatakan demikian.
Karenasaat itu saya sering nonton di video aksi membersihkan serumen telinga di youtube, saya juga ingin coba sendiri menarik kotoran itu. Disuatu malam saya memutuskan pergi ke spesialis THT. Oleh dokter, telinga kanan saya disedot dan ditemukan banyak luka yang sudah ditutupi serumen, jadi ketika disedot serumennya tampaklah luka-luka
gz31. Di samping itu, selama jumlahnya tak berlebih, kotoran telinga sebenarnya baik untuk kesehatan indera pendengaran. Kotoran ini disebut dapat melindungi telinga dari binatang atau benda asing yang masuk ke dalam telinga. Kotoran bernama serumen ini juga membantu melembapkan kulit saluran telinga serta mencegah telinga terasa kering dan gatal. Bukan cuma itu, kotoran telinga juga memiliki sifat antibakteri, sehingga dapat melindungi saluran telinga dari infeksi. Meski begitu, dr. Rosydiah Rahmawati, konsultan THT di bidang Otologi dan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, punya pendapat lain soal berapa kali membersihkan telinga. Menurutnya, telinga bisa dibersihkan satu kali dalam seminggu jika kotorannya sedikit dan lunak. Pada kondisi ini, cara membersihkan telinga bisa dilakukan secara mandiri dengan tetap berhati-hati. Tips untuk Anda Namun, jika kotoran telinga sangat menumpuk hingga menutupi lubang telinga, Anda disarankan untuk membersihkan telinga setiap 6 bulan sekali di dokter THT. Jadi, berapa kali membersihkan kotoran telinga memang tidak boleh terlalu sering. Anda hanya cukup membersihkan area daun telinga saat mandi atau mencuci rambut Anda. Apa yang terjadi jika membersihkan kotoran telinga terlalu sering? Membersihkan telinga terlalu sering justru bisa menghilangkan fungsi kotoran telinga dalam melindungi indera pendengaran Anda. Saluran telinga Anda bisa menjadi kering sehingga timbul rasa gatal hingga tak nyaman. Bukan tak mungkin, infeksi pada telinga juga lebih rentan terjadi. Bukan cuma itu, efek terlalu sering membersihkan telinga juga bisa timbul akibat cara membersihkan telinga yang kurang tepat. Cara yang paling sering orang gunakan, yaitu membersihkan telinga pakai cotton bud. Penggunaan cotton bud justru akan semakin mendorong kotoran telinga sehingga malah menyumbat saluran. Semakin sering telinga dibersihkan dengan cotton bud, kotoran yang terdorong ke dalam berisiko merusak gendang telinga. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit, infeksi, hingga gangguan pendengaran jangka panjang. Waktu yang tepat membersihkan kotoran telinga Seperti penjelasan sebelumnya, membersihkan kotoran telinga tak boleh terlalu sering atau bahkan tidak perlu dilakukan selama tak menimbulkan masalah. Anda hanya cukup rutin membersihkan area daun telinga ketika mandi atau sambil mencuci rambut Anda. Meski begitu, membersihkan kotoran telinga tidak hanya berpatok pada berapa kali Anda perlu melakukannya. Ada waktu tertentu yang mengharuskan Anda membersihkan kotoran telinga. Biasanya, kotoran telinga perlu dibersihkan jika menumpuk dan menimbulkan masalah seperti di bawah ini. Telinga terasa sakit, gatal, atau tak nyaman. Sensasi penuh atau seperti perasaan tersumbat di telinga. Telinga seperti berdenging tinnitus. Gangguan pendengaran. Pusing. Pada bayi dan balita, menarik-narik telinga bisa menjadi tanda adanya penumpukan kotoran telinga atau masalah telinga lainnya. Pada kondisi di atas, membersihkan telinga tak boleh dilakukan sembarangan. Anda bisa meminta bantuan dokter spesialis THT untuk membersihkan telinga dengan cara yang lebih aman. Selain waktu yang tepat membersihkan telinga di atas, Anda juga sebaiknya mencari pertolongan medis jika warna kotoran telinga yang keluar mengandung darah atau nanah kekuningan maupun memiliki tekstur yang lengket atau seperti berkeping-keping. Dokter akan membersihkan telinga serta melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui apa yang terjadi pada telinga Anda. Konsultasikan kepada dokter untuk informasi lebih lanjut mengenai waktu dan berapa kali Anda harus membersihkan telinga yang tepat. Jika kotoran telinga yang menumpuk tak dibersihkan Melansir Harvard Health Publishing, jika tak dibersihkan, saluran telinga yang tersumbat oleh kotoran dapat menimbulkan rasa sakit, infeksi, hingga masalah pada telinga lainnya. Jika tersangkut dengan cara tertentu, kotoran telinga dapat menyebabkan batuk dengan merangsang cabang saraf vagus yang memengaruhi telinga bagian luar. Bukan cuma itu, kotoran telinga yang berlebihan juga bisa menyebabkan hilangnya pendengaran.
Cara Merawat Indra Pendengaran. Foto Unsplash/Kimia ZarifiTelinga adalah indra pendengaran yang wajib dijaga. Jika telinga rusak, seseorang akan kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Untuk itu, menerapkan cara merawat indra pendengaran yang benar dapat membantu membuat telinga tetap sama pentingnya dengan indra manusia lainnya sehingga harus mendapatkan perawatan yang penuh perhatian. Dengan begitu, fungsi telinga tidak akan terganggu dan seseorang dapat terus menjalani hari-hari dengan lancar. Cara Merawat Indra PendengaranCara Merawat Indra Pendengaran. Foto Pexels/Antoni ShkrabaBerikut adalah 5 cara merawat indera pendengaran agar tetap berfungsi dengan baik berdasarkan ulasan yang dikutip dari situs Jangan mengorek telinga terlalu dalamKarena sangat halus dan sensitif, telinga dapat dengan mudah rusak atau terluka jika dikorek bagian dalamnya. Selain itu, ketika mengorek telinga, seseorang dapat secara tidak sengaja mendorong kotoran telinga lebih jauh ke dalam Bersihkan telingaSaluran telinga dapat membersihkan dirinya sendiri sehingga kotoran tidak terbentuk atau menumpuk jauh di dalam. Jadi, mengorek telinga dengan cotton bud justru dapat memperburuk memastikan kebersihan telinga, cukup bersihkan bagian telinga yang terlihat dengan sabun dan air. Setelah dibersihkan, gunakan handuk untuk mengeringkannya. guna menghindari iritasi pada saluran Atur volume earphoneKetika mendengarkan lagu, aturlah volume earphone pada tingkat yang nyaman untuk mencegah gangguan pendengaran akibat kebisingan. Ketika seseorang berada di tempat yang bising seperti konser, cobalah untuk memakai penyumbat itu, setelah terpapar oleh suara bising dalam waktu yang lama, pastikan untuk mengistirahatkan telinga dan memberikan kesempatan untuk memulihkannya sebelum melakukan aktivitas keras Pergi ke dokter THTJika seseorang mengalami kesulitan mendengar percakapan, salah memahami apa yang dikatakan orang lain, atau sering meminta orang lain mengulangi apa yang mereka katakan, orang itu mungkin mengalami gangguan pendengaran secara dokter THT yang dapat membantu untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada telinga. Jangan lupa pula untuk memeriksakan kondisi telinga secara berkala untuk menghindari hal-hal yang tidak Hindari stresTingkat stres yang tinggi dapat menyebabkan Tinnitus atau telinga berdenging. Telinga berdenging dapat menyebabkan kesulitan mendengar, kurang konsentrasi, bahkan hingga membuat seseorang sulit untuk menjaga kesehatan dengan mengubah rutinitas dapat menjadi salah satu solusi. Sempatkan diri untuk beristirahat dari aktivitas berat dan hindari lingkungan yang terlalu bising. Jika telinga mulai berdenging, segeralah periksa ke intinya, dengan menerapkan cara merawat indra pendengaran di atas, seseorang dapat mencegah kerusakan dan menemukan solusi dalam memperbaiki kondisi telinga. Telinga yang sehat otomatis akan membuat aktivitas sehari-hari terasa nyaman. MTApakah cotton bud bisa untuk membersihkan telinga? Apa nama dokter yang mengobati telinga?
Pembersihan telinga adalah prosedur yang dilakukan oleh dokter untuk membersihkan kotoran atau benda asing di dalam saluran telinga. Prosedur ini dapat dilakukan sebagai bagian dari pengobatan gangguan pada telinga atau sebelum pemeriksaan telinga. Pada kondisi normal, liang telinga menghasilkan serumen, yaitu cairan yang berfungsi melembapkan serta melindungi telinga dari kuman, debu, dan benda asing. Ketika bercampur dengan kuman atau benda asing, serumen akan menjadi kotoran telinga. Normalnya, serumen dapat keluar dari liang telinga dengan sendirinya seiring dengan gerakan rahang, seperti mengunyah. Namun, pada beberapa kasus, proses keluarnya kotoran telinga ini tidak berjalan dengan baik. Akibatnya, kotoran telinga menjadi menumpuk dan mengeras serumen prop sehingga mengganggu pendengaran. Tujuan dan Indikasi Pembersihan Telinga Pembersihan telinga bertujuan untuk membersihkan telinga dari kotoran atau benda asing. Dokter juga dapat melakukan prosedur ini dengan tujuan berikut Pembersihan telinga sebelum tes ketajaman pendengaran audiometri, termasuk pemeriksaan gendang telinga timpanometri Pembersihan telinga rutin bagi penderita kolesteatoma dan pada orang yang menggunakan alat bantu dengar atau penyumbat telinga Pembersihan telinga akan dianjurkan oleh dokter apabila kotoran telinga menyebabkan tersumbatnya saluran telinga, yang ditandai dengan gejala berikut Gangguan pendengaran Telinga terasa penuh atau nyeri Liang telinga terasa gatal Pusing Vertigo Telinga berdenging tinnitus Dokter juga akan melakukan pembersihan telinga pada kelompok pasien yang tidak mampu mengutarakan dengan baik jika merasakan gejala-gejala di atas. Beberapa kelompok pasien tersebut adalah Anak-anak Lansia Penderita skizofrenia Penderita retardasi mental atau gangguan berpikir kognitif Penderita kelainan bentuk saluran telinga sejak lahir yang menyebabkan kotoran telinga sulit keluar secara otomatis Peringatan dan Kontraindikasi Pembersihan Telinga Tidak ada kontraindikasi khusus untuk menjalani pembersihan telinga. Namun, dokter akan berhati-hati dalam melakukan pembersihan telinga pada pasien dengan kondisi berikut Memiliki riwayat kerusakan gendang telinga Pernah menjalani prosedur bedah pada telinga bagian tengah Pernah menjalani operasi pada tulang di sekitar telinga mastoidektomi Menderita gangguan pembekuan darah Dokter juga akan lebih berhati-hati melakukan pembersihan telinga pada pasien dengan daya tahan tubuh lemah. Hal ini karena risiko terjadinya komplikasi berupa perdarahan atau infeksi telinga lebih tinggi pada pasien-pasien tersebut. Pasien dengan sistem imun yang lemah adalah mereka yang Menderita HIV/AIDS Menderita diabetes Baru menjalani transplantasi organ Khusus untuk anak-anak yang akan menjalani pembersihan telinga, orang tua harus menemani dan membantu memosisikan kepala anak saat menjalani prosedur ini. Jika pasien sulit mengikuti arahan dokter pada saat pembersihan telinga, prosedur ini sebaiknya tidak dilakukan. Sebelum Pembersihan Telinga Pembersihan telinga umumnya dilakukan oleh dokter THT. Dokter akan menanyakan apakah pasien mengalami nyeri di telinga dan gangguan pendengaran, kemudian memeriksa apakah ada cairan yang keluar dari dalam telinga. Dokter juga akan menanyakan apakah gejala terjadi terus-menerus atau sesekali saja. Setelah pemeriksaan tersebut selesai, dokter akan memeriksa kondisi saluran telinga secara visual dengan bantuan alat yang disebut otoskop. Melalui pemeriksaan tersebut, dokter akan menentukan apakah pembersihan telinga perlu dilakukan. Prosedur Pembersihan Telinga Pembersihan telinga dapat dilakukan di rumah sakit atau klinik terdekat. Ada dua metode pembersihan telinga yang dapat dilakukan dokter, yaitu metode irigasi dan metode mekanis. Kedua metode ini dapat dilakukan salah satu atau bersamaan. Pada prosedur ini, dokter akan meminta pasien untuk duduk tegak atau setengah berbaring. Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode pembersihan telinga Metode irigasi Dalam metode irigasi, dokter akan meminta pasien atau perawat untuk memegangi wadah yang diletakkan di bawah daun telinga yang akan dibersihkan. Setelah itu, dokter akan menyemprotkan liang telinga dengan larutan garam saline bersuhu hangat secara perlahan, untuk mengeluarkan kotoran dari dalam telinga. Untuk memastikan bahwa tidak ada lagi kotoran dan kerusakan di gendang telinga, dokter akan memeriksa kembali kondisi telinga pasien secara visual dengan otoskop. Sisa-sisa cairan yang merembes dari telinga akan dibersihkan dan dikeringkan menggunakan lap atau tisu. Metode mekanis Dalam metode mekanis, dokter akan menggunakan pengorek telinga khusus berbentuk seperti sendok yang terbuat dari logam. Pengorek ini digunakan untuk mengeluarkan kotoran dan benda asing dari telinga. Dokter akan terlebih dahulu memasukkan pengorek berukuran kecil dan mengeluarkan kotoran telinga dengan cara dikaitkan. Jika kotoran yang akan dikeluarkan cukup keras dan menumpuk, dokter akan menggunakan pengorek berukuran lebih besar dan kuat. Selama prosedur pembersihan telinga dengan teknik mekanis, dokter akan sesekali melihat kondisi lubang telinga untuk memastikan apakah masih ada kotoran. Seluruh proses pembersihan telinga ini membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Perlu diketahui, apabila kotoran telinga sangat keras dan menyebabkan pasien kesakitan atau tidak nyaman pada saat pembersihan, dokter akan menunda pembersihan telinga. Dokter dapat memberikan obat tetes telinga, contohnya yang berisi carbamide peroxide atau gliserin, untuk membantu melunakkan kotoran telinga yang menumpuk. Obat tetes telinga tersebut disarankan untuk digunakan sebanyak 5−10 tetes, 2 kali sehari, selama 4 hari atau sesuai saran dari dokter. Setelah kotoran telinga melunak, dokter akan melakukan pembersihan telinga. Setelah Pembersihan Telinga Setelah menjalani pembersihan telinga, dokter akan memeriksa ulang liang telinga dan ada atau tidaknya keluhan. Jika tidak ada masalah, pasien dapat langsung pulang pada hari yang sama. Bagi pasien yang sering mengalami gangguan pendengaran akibat penyumbatan kotoran telinga, dokter akan menganjurkan pasien untuk meneteskan obat tetes telinga berisi minyak nabati setiap minggu. Obat ini bertujuan untuk membantu melancarkan keluarnya kotoran telinga. Obat tersebut diteteskan dan didiamkan selama 10–20 menit sebelum dibilas dengan air hangat. Dokter akan mengajarkan cara membilas dan membersihkan liang telinga dengan benar. Sementara itu, bagi pasien yang menggunakan alat bantu dengar, dokter akan menganjurkan pasien untuk melepaskan alat tersebut selama 8 jam dalam sehari. Komplikasi atau Efek Samping Pembersihan Telinga Pembersihan telinga merupakan prosedur medis yang aman untuk dijalani. Namun, prosedur ini tetap memiliki komplikasi atau efek samping yang dapat timbul, yaitu Luka atau goresan pada liang telinga Infeksi telinga luar Gendang telinga robek, meski jarang terjadi Perdarahan ringan Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala berikut ini Nyeri hebat di telinga Vertigo Telinga berdenging atau gangguan pendengaran secara tiba-tiba Perdarahan tidak berhenti Telinga bengkak dan merah Demam Keluar cairan dari telinga
Halodoc, Jakarta – Kesehatan telinga perlu dijaga agar pendengaran tetap optimal. Jika tidak, kamu berisiko mengalami infeksi telinga yang pengaruhi kemampuan mendengar. Kesehatan telinga yang baik membantu proses mendengar, mencium aroma, berbicara, dan makan. Itu sebabnya kamu perlu memeriksakan diri ke dokter spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan THT jika ada gangguan pada telinga. Baca Juga 3 Jenis Gangguan Telinga yang Perlu Diketahui Mengenal Dokter Spesialis THT Dokter spesialis THT berfungsi menangani masalah kesehatan hidung, telinga, dan tenggorokan. Ini termasuk penyakit alergi, sinus, tumor kepala, tumor leher, dan gangguan tenggorokan yang bisa ditangani oleh dokter THT. Biasanya dokter umum merujuk ke dokter THT jika ada gangguan pada celah langit-langit mulut sumbing dan kelainan tulang hidung. Agar lebih jelas, berikut gangguan yang bisa ditangani oleh dokter THT Gangguan keseimbangan, dideteksi melalui tes darah, tes pendengaran, serta tes gerakan bola mata dan otot. Serangkaian tes ini dilakukan untuk memastikan penyebab gangguan keseimbangan yang muncul. Gangguan ini disebabkan karena infeksi atau peradangan bagian dalam telinga sehingga menyebabkan pusing dan mengganggu keseimbangan tubuh. Laringitis, yaitu pembengkakan pada dinding organ laring yang bersifat akut maupun kronis. Gejalanya berupa suara serak dan nyeri di bagian depan leher. Laringitis disebabkan karena asam lambung, reaksi alergi, hingga cedera leher. Sinusitis, yaitu pembengkakan jaringan sinus yang terletak dekat hidung. Penyakit ini bisa disebabkan oleh infeksi flu, rinitis alergi, polip hidung, dan kelainan tulang hidung. Selain tiga penyakit di atas, dokter THT juga bisa menangani gangguan tidur seperti apnea tidur obstruktif dan mendengkur, serta gangguan di leher dan kepala. Waktu yang Tepat ke Dokter THT Kamu tidak boleh sembarangan ke dokter THT karena tidak semua penyakit bisa ditangani. Penanganan dokter THT dilakukan bila sudah mendapatkan rujukan dari dokter umum, karena kondisi cukup serius atau membutuhkan penanganan lebih lanjut seperti operasi. Jika kamu mengalami hidung tersumbat, penciuman terganggu, telinga berdengung, pendengaran terganggu, sulit menelan, dan tidur mendengkur, datangi dokter THT terdekat. Namun biasanya, kamu perlu ke dokter umum terlebih dahulu untuk memastikan bahwa kondisi yang dialami membutuhkan penanganan khusus dokter THT. Membersihkan Telinga Bisa Dilakukan di Dokter THT Membersihkan telinga pakai cotton bud meningkatkan risiko infeksi dan merusak pendengaran. Maka itu, kamu dianjurkan membersihkan telinga ke dokter THT untuk menjaga kebersihan dan kesehatan telinga. Biasanya dokter THT membersihkan telinga menggunakan sendok serumen, forceps semacam penjepit, hingga alat penyedot khusus suction. Ketiga cara ini ditentukan sesuai kondisi telinga seseorang. Perlu diketahui hanya bagian luar telinga yang boleh dibersihkan sendiri, yakni menggunakan lap basah atau minyak zaitun dan baby oil. Sedangkan untuk bagian dalam telinga, gunakan obat tetes khusus untuk mencairkan kotoran telinga yang menumpuk atau ke dokter THT. Baca Juga 6 Cara Menjaga Kesehatan Telinga Itulah hal yang perlu diketahui seputar THT. Kalau kamu punya keluhan pada telinga, jangan ragu berbicara pada dokter Halodoc. Kamu bisa menggunakan fitur Contact Doctor yang ada di Halodoc untuk menghubungi dokter kapan saja dan di mana saja via Chat, dan Voice/Video Call. Yuk, segera download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play!
hilang pendengaran, batuk kronis, gatal pada telinga, dan telinga terasa nyeri. Pada dasarnya, dokter tidak akan merekomendasikan metode ini bila tidak merasakan tanda dan gejala sumbatan telinga. Pembersihan telinga yang tersumbat harus dengan ahlinya, dalam hal ini dokter THT. Pasalnya, dokter THT memahami lebih dalam mengenai bentuk lubang telinga dan bisa melihat sumbatan dengan jelas. Selain itu, dokter THT dapat memperhatikan lokasi dan jenis kotoran telinga yang menempel dan menumpuk sehingga menyesuaikan dengan cara mengeluarkan kotorannya. Mengutip dari Cleveland Clinic, hindari mengambil kotoran telinga menggunakan cotton buds karena bisa mendorong kotoran semakin ke dalam. Bahkan, ada risiko gendang telinga pecah bila Anda mendorong cotton buds terlalu dalam. Persiapan sebelum irigasi telinga Sebelum melakukan prosedur pengangkatan sumbatan kotoran telinga, dokter akan memeriksa kondisi dalam telinga. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa gejala sakit telinga yang Anda rasakan, misalnya apakah benar-benar terjadi akibat penumpukan kotoran telinga berlebih atau benda asing. Kemungkinan dokter akan memasukkan alat bernama otoskop ke dalam telinga. Alat ini akan menyinari telinga dan memperbesar gambarnya. Bila terlihat gumpalan atau penumpukan kotoran telinga, dokter akan mulai melakukan prosedur irigasi telinga. Tindakan selama prosedur irigasi telinga Sumber Bionix Proses pengangkatan sumbatan kotoran telinga menggunakan peralatan. Untuk lebih jelasnya, berikut prosedur irigasi telinga. Dokter akan meminta Anda memiringkan telinga ke satu sisi sehingga lubang telinga bisa terlihat jelas. Dokter menarik telinga ke arah atas agar cairan bisa masuk ke dalam telinga. Kemudian dokter menggunakan alat seperti jarum suntik berisi cairan campuran air dan garam untuk mengeluarkan kotoran. Saat cairan ini masuk ke dalam telinga, kemungkinan Anda akan merasa tidak nyaman karena air ini akan menggenang di dalam telinga. Setelah cairan masuk, dokter akan meminta Anda memiringkan kepala untuk mengeluarkan cairan yang tadi dimasukkan. Terkadang seseorang harus mengulangi prosedur ini selama beberapa kali sampai kotoran telinga benar-benar terlepas. Alat irigasi telinga tersedia di pasaran dengan ukuran jarum suntik 20-30 mililiter ml. Akan tetapi, lebih baik melakukan prosedur ini dengan ahlinya untuk mengurangi risiko. Perawatan setelah irigasi telinga Setelah melakukan prosedur pembersihan telinga, Anda akan merasakan beberapa efek samping, seperti telinga berdenging atau nyeri pada lubang telinga. Umumnya, efek samping tersebut akan berlangsung sebentar dan hilang dalam beberapa hari. Anda perlu waspada bila nyeri telinga menjadi lebih buruk. Bila Anda merasakan sakit telinga tiba-tiba dan kelelahan setelah melakukan prosedur ini, segera konsultasikan ke dokter. Adakah komplikasi setelah irigasi telinga? Prosedur pengangkatan kotoran telinga yang satu ini bisa menimbulkan efek samping terhadap kondisi kesehatan, seperti otitis eksterna, vertigo, perforasi membran timpani gendang telinga pecah, dan kerusakan telinga bagian tengah bila membran timpani berlubang. Ada beberapa gejala komplikasi akibat irigasi telinga, yaitu nyeri telinga mendadak, telinga berdenging, kehilangan pendengaran, mual dan pusing. Bila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut, dokter harus berhenti melakukan tindakan dan memeriksa saluran telinga dan membran timpani pakai otoskop. Jika membran timpani pecah, dokter akan meresepkan antibiotik oral. Selanjutnya, dokter THT akan merujuk pasien ke otolaringologis untuk konsultasi khusus.
pengalaman membersihkan telinga di tht